Benarkah Islam Membolehkan Terorisme?
Sobat, apa kabar semua? Pagi ini, Mimin akan membahas tentang Islam dan terorisme. Hal ini berhubungan dengan peristiwa meledaknya bom di Makassar kemarin, pada hari Minggu, 28 Maret 2021. Ledakan bom terjadi pada pukul 10.28 WITA, saat umat kristen sedang beribadah misa di Gereja Katredal Makassar.
Peristiwa tersebut tentu mengagetkan kita semua, bukan? Sebagian dari kita tentu harus menghela napas panjang dengan sedih, kecewa sekaligus marah. Terlebih, pelaku pengeboman itu membawa-bawa nama Islam dalam aksi terorisme yang mereka lakukan.
Nyatanya, ISLAM tegas melarang TERORISME. Mengapa demikian? Sebab, Islam adalah agama yang menebarkan kedamaian. Memang ada peperangan dalam Islam, tetapi, ada syarat ketentuan yang ketat, ya, Sis, Bro!
Sebagai sebuah sistem yang sempurna, ISLAM mengatur segala sendi kehidupan. Dari yang paling sederhana, seperti makan dan minum, hingga hal yang kompleks, seperti aturan kenegaraan. Maka, tak mungkin Islam tak membahas peperangan. Tetapi, perang dalam Islam punya aturan.
Perang dalam Islam, justru untuk mencegah kezaliman. Ya, samalah dengan tujuan didirikannya sistem pertahanan dan keamanan di sebuah negara, kan? Bagaimana mungkin negara 'zonder tentara?' kata Jendral Oerip Soemohardjo, saat Indonesia baru merdeka dahulu.
Agar RI tidak zonder (kosong dari) tentara, maka Jendral Oerip Soemohardjo dipercaya menyusun organisasi militer Indonesia yang disiplin dan profesional. Itulah cikal bakal, atau sejarah berdirinya TNI. Jadi, tidak mungkin suatu negara berdiri tanpa memiliki kekuatan militer. Salah satu tugas militer itu apa? Berperang, bukan? Ada sebuah peribahasa latin yang bunyinya: si vis pacem, para bellum. Artinya kurang lebih: jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang. Jadi, perang dan damai, terkadang justru saling melengkapi.
Perang untuk menegakkan kedamaian dilakukan dengan cara memerangi orang-orang yang mengacau, berbuat kerusakan, dan terus menerus melakukan provokasi kejahatan. Ayat dalam Al-Quran yang mengizinkan perang, juga turun setelah kaum Muslimin terus menerus dianiaya secara keji dan zalim.
“Telah diizinkan (berperang) bagi siapa yang diperangi karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka itu.” (QS. Al-Hajj: 39).
Meski dalam Islam terhadap ayat-ayat yang mengatur peperangan, tetapi hal tersebut bukan pembenar bagi perilaku terorisme. Ayat-ayat perang dalam Islam, sama sekali berbeda dengan terorisme yang dilakukan oleh sebagian kecil muslim yang berpaham ekstrim.
Teroris mengebom gereja, padahal, dalam kondisi perang pun, Umat Islam dilarang merusak tempat ibadah agama lain dan membunuh para rahib dan pendeta.
Rasulullah SAW bersabda, “Dilarang membunuh para biarawan di biara-biara, dan tidak membunuh mereka yang tengah beribadah” (HR. Ahmad).
Kita lihat sekarang, pada peristiwa bom Makassar, dalam kondisi umat kristen beribadah misa suci di geraja, bom meledak, korban berjatuhan. Bukankah itu berlawanan dengan hadist di atas?
Allah ﷻ berfirman: “…Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. QS al-Qashâs [28] ayat 77
Terorisme jelas melanggar aturan dalam ayat tersebut, karena mereka terus saja menebar teror dan kerusakan. Tak hanya kerusakan secara fisik, mereka juga merusak perdamaian antarumat beragama. Membuat satu sama lain curiga, toleransi antarumat menjadi terkoyak, dan sebagainya. Ketegangan demi ketegangan tentu membuat suasana jadi tidak kondusif.
Aturan Islam dalam berperang, hampir sama dengan aturan Hukum Humaniter Internasional yang mengatur peperangan. Bahkan aturan Islam lebih maju lagi. Islam melarang merusak tanaman, pohon-pohon, membunuh anak-anak, wanita dan orang tua. Diharamkan berbuat kehancuran yang overdosis
Bahkan, Islam juga melarang memperlakukan tawanan dengan buruk. Nabi Muhammad SAW tidak membiarkan para tawanan berpakaian lusuh. Nabi memerintahkan para sahabat untuk memberikan pakaian dan makanan yang layak. Juga tak boleh memaksa mereka berpindah agama.
Itu terjadi dalam kondisi perang, ya Sobat... bagaimana jika dalam kondisi damai seperti di Indonesia? Dalam perang saja Umat Islam dilarang melakukan hal-hal yang dianggap "wajar dilakukan dalam kondisi perang", apalagi dalam damai. Kekerasan semakin tak ada tempat.
Karena itu, khususnya anak-anak muda, jangan mudah terbakar dengan provokasi. Yuk, belajar Islam dengan komprehensif. Jangan asal percaya dengan orang-orang yang baru kamu kenal di internet. Kalau mau diskusi soal Islam, bolehlah main ke ormas2 Islam seperti NU, Muhammadiyah, atau ke PKS
Kalau ingin mendalami Islam secara lebih baik, yuk gabung ke pusat pembinaan di PKS. Datangi saja kantor-kantor PKS, lalu minta gabung di UPA (unit pembinaan anggota). Kami akan membimbing kalian semua untuk berislam dengan moderat, penuh pesan kedamaian dan kasih sayang.
Jangan lagi ada darah tumpah. Jangan lagi ada kekerasan. Ayo tegakkan Islam sebagai sebuah agama yang damai dan penuh pesan kebaikan, sehingga Islam benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.