FGD BPKK DPD PKS Kota Solo: Pentingnya Muslimah Menjadi influencer Kebaikan bagi Lingkungan
Banyaknya informasi yang beredar melalui media sosial membuat sebagian masyarakat bingung membedakan antara berita yang valid dan mana yang hoax. Sebagai kader yang menjadi rujukan bagi lingkungan di sekitarnya, muslimah disarankan memilih sumber berita yang valid. Di antaranya dengan merujuk pada website resmi seperti who.int, gisaid.org, dan worldometers.info agar tidak terombang ambing pada sumber informasi yang ambigu.
Hal tersebut disampaikan Maimon Herawati, S.Sos, M.Litt, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) yang dihadirkan sebagai narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Kota Surakarta, Sabtu (27/6/2020). Perempuan yang akrab disapa Teh Imun ini juga dikenal sebagai aktivis perempuan yang mendalami studi media di New Castle University.
FGD yang digelar daring via aplikasi konferensi Zoom Meeting ini bertajuk “Paradigma, persepsi dan antisipasi menjalani pandemi covid-19 dan era kenormalan baru (new normal) dalam perspektif ketahanan keluarga.” Selain Teh Imun, panitia juga menghadirkan pakar kesehatan masyarakat, yakni dr. Indriyati Oktaviano Rahayuningrum, MPH, dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Bertindak sebagai moderator adalah aktivis literasi sekaligus pegiat media sosial, Yeni Mulati, S.Si, MM.
Istilah new normal atau kenormalan baru mulai didengungkan setelah beberapa lamanya pandemi covid-19 melanda dunia. New normal menggambarkan bagaimana masyarakat menjalani kehidupan secara normal setelah covid-19 menyebar dengan cepat dan menjadi pandemi di seluruh dunia pada tahun 2020. Semua bidang kehidupan terdampak, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga sosial ekonomi.
Ketua BPKK DPD PKS Kota Surakarta Ori Nako, S.P, M.Pd dalam sambutannya menyemangati para kader muslimah PKS yang dianggap sebagai salah satu center point dalam menanggulangi dampak pandemi covid-19 ini, khususnya di dalam keluarga. Sebagai ibu yang mengurus segala keperluan anak dan suami, kader muslimah dituntut mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan pada anggota keluarganya. Sekaligus kader mampu melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak langsung di dalam keluarga.
Lebih jauh, kader muslimah juga diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada lingkungan di sekitarnya yakni tetangga, keluarga besar, maupun komunitasnya tentang informasi yang benar terkait pandemi covid-19. Di sinilah kader muslimah harus menjadi influencer kebaikan di lingkungan masing-masing dan karena itu menurut Maimon Herawati, penting bagi semua muslimah untuk memiliki media literasi. Sebagian kader diakui masih ada yang terseret informasi yang tidak valid, hal ini karena pemberitaan media di Indonesia seringkali berbeda satu dengan yang lain.
Maimon Herawati juga memaparkan meski masih secara singkat, teknik investigasi media. Agar mendapatkan sumber berita yang valid, kita semua dianjurkan untuk melakukan teknik membandingkan berita-berita yang diangkat oleh media-media yang memiliki kredibilitas tinggi.
"Media memiliki satu kecenderungan pada aliran tertentu. Guardian misalnya, cenderung agak kiri, sementara Daily Mail cenderung kanan. Tetapi, jika keduanya bersuara sama, sangat mungkin memang ada satu permasalahan yang disepakati bersama," papar Maimon Herawati. "Nah, soal Covid-19 ini, media-media tersebut mengangkat hal yang sama. Jadi, kalau masih percaya bahwa Covid-19 adalah sebuah konspirasi, itu sumbernya darimana?" lanjut penulis novel remaja Serial Pingkan tersebut.
Dokter Indri yang berbicara dari sisi kesehatan menanggapi beberapa pertanyaan yang muncul seperti fenomena bersepeda yang sekarang marak di kalangan masyarakat Solo. Menurutnya bersepeda juga salah satu cara untuk tetap sehat, tetapi yang mengkhawatirkan jika dilakukan secara rombongan. “Yang jadi masalah itu waktu bersepeda terus istirahat di warung makan yang duduknya berdempetan, ini yang tidak aman. Tidak social distancing namanya.”
Dia mengajak agar para kader muslimah ikut memberikan contoh yang baik bagi masyarakat khususnya di keluarga dan lingkungan terdekat untuk tidak melakukan hal-hal yang kontradiktif dengan semangat pencegahan covid-19.
Diskusi yang diikuti sekitar 50 orang ini berlangsung hangat dan penuh antusias. Meskipun dilakukan daring dari tempat masing-masing tidak mengurangi semangat peserta untuk berdikusi dan sharing persoalan-persoalan yang terjadi di sekitarnya. [Reporter: Iffah]